Rabu, 07 Agustus 2013

Melangkahkan kaki ke Gunung Marapi

 foto dulu sebelum keberangkatan (posko)
Kali ini saya dan 7 orang teman lainnya yang tergabung dalam suatu komunitas pecinta alam amatiran "Galaupala" ingin melakukan petualangan ke Gunung marapi. Gunung Marapi merupakan salah satu gunung berapi yang terletak di Sumatera Barat, posisi gunung ini terletak pada beberapa daerah antara lain di Kab. Tanah Datar dan Kab. Agam. gunung yang memiliki ketinggian 2891 mdpl ini tergolong gunung paling aktif di Sumatera. sehingga perlu persiapan, pengetahuan dan informasi lebih mengenai gunung ini sebelum melakukan pendakian. 
seminggu sebelum keberangkatan kami melakukan beberapa latihan fisik, seperti fitness ataupun jogging. ini bermanfaat agar otot tidak keram ketika menjajaki medan yang lebih berat. kami juga telah mempersiapkan peralatan khas pendaki seperti carrier, matras, sleeping bag, tenda, kompor, nesting,dll, dan juga beberapa kebutuhan logistik. saya dan tim akan melakukan pendakian selama 3 hari 2 malam (24-26 Januari 2013). untuk persiapan logistik, kita selalu menggunakan rumus yang lumrah digunakan oleh para pendaki, kalian bisa search di blog2 para adventurer lainnya.
dari padang kita berangkat menggunakan motor, perjalanan akan menempuh waktu sekitar 2 jam hingga desa koto baru. ini merupakan desa terakhir tempat titik awal pendakian.  sebenarnya banyak terdapat jalur pendakian lain, namun trek via koto baru ini yang paling umum digunakan. biasanya para pendaki terlebih dahulu melengkapi perlengkapannya sebelum melakukan pendakian di pasar koto baru. karena kita mengendarai motor, jadi kita akan memarkirkan motor di tower, tempat ini merupakan posko lapor dan registrasi sebelum memulai pendakian. disini akan dilakukan pendataan untuk setiap pendaki. seperti biasanya, setiap pendaki dikenakan biaya retribusi sejumlah Rp.5000,-/orang dan biaya parkir Rp. 5000,-/kendaraan.
setelah menyelesaikan administrasi kami pun memulai pendakian tepat pada pukul 15.30 wib. tak lupa sebelumya berdoa untuk keselamatan selama perjalanan. pada awal trek pendakian, kita disuguhkan pemandangan perkebunan warga. disini udaranya sangat sejuk, trek yang dilalui pun masih landai. setelah setengah jam berjalan kita akan sampai pada posko berikutnya. ini merupakan pos polisi hutan sekaligus pintu masuk hutan. pos ini berada pada KM1, dan biasanya digunakan oleh para pendaki untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. karena kabut mulai naik, kami memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu di posko ini. dan perjalanan kami lanjutkan kembali setelah azan maghrib.
beberapa saat setelah memasuki pintu hutan kita akan menemukan sumber mata air yang dinamakan "sumur kodok". karena pada mata air ini banyak terdapat berudu alias anak kodok. para pendaki biasanya memanfaatkan sumur ini untuk menambah persediaan air. setalah itu kita akan melewati "jembatan batuang" jika kita melihat ke sebelah kiri akan terdapat air terjun kecil. guna alasan keselamatan, kami menyeberangi jembatan ini satu per satu. tak jauh dari sana kita akan melewati "Pasanggrahan" menurut cerita yang beredar, ini merupakan tempat pengasingan Bung Hatta ketika zaman pra kemerdekaan dulu. namun bangunan tersebut telah hancur, yang tertinggal cuma beberapa puing bangunan seperti tangga dan lantai rumah. dari titik ini kita sudah mulai menjajaki trek yang menanjak, kita akan memasuki "parak batuang" sebelum sampai di posko 2 (KM2) karena masih banyak yang pemula, maka kami beristirahat kembali disini. alangkah baiknya pada awal pendakian kita tidak terlalu memaksakan, butuh pengaturan nafas yang baik agar tidak terlalu lelah. 
istirahat selama 2 menit kami rasa cukup untuk melanjutkan perjalanan kembali. tanjakan demi tanjakan kami lalui secara perlahan dan pasti, kerjasama tim untuk saling membantu selama pendakian sangat dibutuhkan. jika kita telah melewati pinggang gunung, maka kita akan melewati hutan lumut, dinamakan hutan lumut karena seluruh pohon diselimuti lumut, udara disini sangat lembab karena sinar matahari tidak dapat menembus rindangnya dedaunan. kami begitu menikmati perjalanan, tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 22.00 wib. sungguh perjalanan yang begitu santai tapi pasti. "lubang sampik" juga telah dilalui. pada awalnya kami berniat untuk mendirikan tenda diatas "pintu angin" namun ternyata telah didahului oleh pendaki lain. dan pada akhirnya kami melanjutkan perjalanan hingga cadas. waktu menunjukkan pukul 00.30 wib disinilah kami mendirikan tenda. kami berbagi tugas, ada yang mencari kayu bakar untuk perapian, ada yang mempersiapkan makanan, dan ada juga yang membantu saya mendirikan tenda. dari sini kami dapat melihat bebas kebawah. pemandangan malam kota Bukittinggi, arus lalu lintas koto baru, dan kota padang panjang menemani kami malam itu.
setelah santap malam dan sedikit menghangatkan badan di perapian, kami beristirahat karena akan bangun pagi untuk melanjutkan perjalanan ke puncak demi menikmati suasana sunrise. dari cadas ke puncak dibutuhkan waktu 1.5 jam perjalanan lagi, sehingga kami harus bangun pukul 04.30. namun karena badan yang begitu letih dan udara yang begitu dingin mengurungkan niat kami untuk menikmati sunrise dipagi itu. sebagian teman mulai menyiapkan sarapan pagi. senam-senam kecil mampu menghilangkan hawa dingin yang menusuk ke tulang. sekitar pukul 08.30 kami melanjutkan pendakian ke puncak. disini kita akan melewati trek batuan cadas dengan kemiringan sekitar 70 derjat. cukup melelahkan juga melakukan pendakian dengan oksigen yang semakin menipis. seluruh barang bawaan kami tinggalkan di tenda, dan hanya membawa daypack yang berisi beberapa makanan dan minuman. ini sudah menjadi kebiasaan dari semua pendaki.
setibanya di puncak, kami disambut oleh "tugu abel" disini kami istirahat sejenak untuk menikmati samudera awan yang begitu indah. tugu abel merupakan tugu yang dibangun untuk mengenang almarhum seorang pendaki asing bernama abel yang meninggal di gunung marapi, konon ceritanya dia meninggal karena menyelamatkan seorang pendaki wanita yang hampir jatuh ke jurang. namun naas baginya, ia terjatuh dan meninggal. untuk menghormati jasanya, keluarga pendaki wanita tersebut membuat tugu tersebut. dan dinamai tugu abel. tak lupa kami mendoakan agar beliau tenang dialam sana. tak sabar dengan keindahan lainnya, kami melanjutkan perjalanan ke "lapangan bola", begitulah para pendaki menyebutnya karena spot ini berbentuk lapangan luas dan datar seperti lapangan bola. biasanya para pendaki yang ingin memperingati hari kemerdekaan 17 agustus, mereka akan melakukan upacara pengibaran bendera di lapangan ini. 
 menikmati puncak singgalang dan tandikek disela-sela samudera awan
 tugu abel
 ladyventure
keindahan lain yang kami temukan disini adalah pemandangan kawah gunung marapi. terdapat beberapa kawah yang sudah tidak aktif lagi, namun banyak juga diantaranya yang teak henti-hentinya mengeluarkan asap belerang dari perut bumi. kami melanjutkan perjalanan kembali untuk menuju puncak tertinggi, yakni "puncak merpati"  namun sayang pemandangan terindah yang kami nanti-nantikan, pemandangan danau singkarak tidak dapat kami nikmati karena kabut tak kunjung hilang. namun walaupun kehilangan satu spot indah, kami juga mendapatkan keberuntungan untuk dapat turun ke kawasan taman edelweis. dari puncak merpati kita akan berjalan turun mengikuti alur bekas aliran lahar yang akan mengiring kita ke taman edelweis. dibutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk mencapainya. sungguh pemandangan yang begitu indah. namun untuk kembali kepuncak merpati dibutuhkan waktu lebih dari 1 jam. ditambah dengan naiknya asap belerang membuat kami sesak nafas. beruntung kami tidak menghirup gas beracun sehingga saya masih bisa menceritakan pengalaman tak terlupakan ini. 

 kawah utama
 "Galaupala"
 puncak merpati
 puncak tertinggi mt. marapi
 bayang-bayang puncak marapi dari taman edelweis
taman edelweis
karena matahari mulai mebakar kulit, kami memutuskan kembali ke camp untuk makan siang dan bersiap menikmati pemandangan berikutnya. Sunset from the peak of Marapi boooy!!! sungguh sungguuuh sungguuuh pemandangan yang indah sekali. *kalo sunset di pantai udah mainstream bos hahaha malam harinya kami isi dengan saling bercerita untuk menambah keakraban sesama.
 sunset from marapi
 sunset
keesokan paginya, sabtu 26 januari 2013 setelah sarapan kami bersiap untuk turun kembali. tak lupa kami berdoa dan bersyukur atas keindahan yang ditunjukkan kepada kami.
saya yakin, gunung ini menginginkan kami kembali, kembali untuk melihat pemandangan indah yang kami nantikan, "View of Lake Singkarak" suatu saat kami akan kembali.
untuk turun kami hanya membutuhkan waktu 3 jam. alhamdulillah kami diberikan keselamatan dan keindahan tiada tara, terimakasih Allah SWT. engkau maha segalanya...
 istirahat sejenak di posko 3
bertemu kawan-kawan eleventures di perjalanan turun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar